Selasa, 17 Desember 2013

PENGARUH PARADIGMA SEHAT TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL


                                   KONSEP KEBIDANAN

PENGARUH PARADIGMA SEHAT TERHADAP ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL



Oleh :

Dewi triyuliyani
R0313008






PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga tugas dari mata kuliah Konsep Kebidanan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini membahas tentang “Pengaruh Paradigma Sehat terhadap Asuhan Kebidanan Ibu Hamilmulai dari definisi, karakteristik , konsep baru makna sehat, tiga pilar indonesia sehat dan juga strategi pembangunan kesehatan. Disini juga dijelaskan mengenai sasaran utama pembangunan kesehatan .dan pengaruh paradigma sehat terhadap asuhan kebidanan ibu hamil.
Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saya mohon maaf atas segala kekurangannya. Kritik dan saran sangat saya perlukan untuk sempurnanya makalah ini, bahkan dalam penyusunan tugas-tugas selanjutnya, sehingga bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.






Surakarta, Oktober 2013



Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara. Sehat merupakan suatu intervansi untuk kehidupan yang produktif. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti, sejahtera dan bahagia.
Kesehatan merupakan salah saru tiga faktor utama yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan. Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disykuri. Mensyukuri karunia dapat ditunjukkan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan ditunjukkan dengan memelihara kesehatan dan berupaya untuk meningkatkannya. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan (promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap kualtas derajat kesehatan. Di Indonesia sendiri derajat kesehatannya masih rendah, hal ini menuntut adanya upaya untuk meningkatkannya. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT. Paradigma Sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr.F.A Moeloek (Menkes RI) pada rapat sidang DPR Komisi VI pada tanggal 15 September 1998.
Di pihak lain, faktor lingkungan dan perilaku terkait dengan banyak sektor di luar kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dampak pembangunan semua sektor di bidang kesehatan.
Adanya transisi demografis dan epidemologis, tantangan global dan regional, perkembangan iptek, tumbuhnya era desentralisasi, serta maraknya  demokratis di segala bidang, mendorong perlunya upaya peninjauan kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru di bidang kesehatan.
Paradigma Sehat ini sangat penting karena bukan hanya merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan. Hal ini karena paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet.

2.      Tujuan
a)      Paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan secara proaktif.
b)      Menyadarkan masyarakat pada pentingnya peningkatan kesehatan (promosi) dan pencegahan penyakit (preventif) tanpa mengesampingkan upaya penyembuhan dan pemulihan.
c)      Menggerakkan pembangunan nasioal yang berwawasan kesehatan. Artinya semua sektor memiliki peran dan pengaruh dalam bidang kesehatan. Kebijakan pembangunan semua sektor perlu memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.
d)     Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Artinya, memberdayakan masyarakat melalui berbagai potensi yang ada di masyarakat. Inilah sebenarnya yang merupakan kunci keberhasilan pembangunan kesehatan.
e)      Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang berada di daerah terpencil, perbatasan, serta transmigrasi.
f)       Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat termasuk lingkungannya.




BAB 2
PEMBAHASAN

A.     Paradigma sehat
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro. Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperlihatkan dampaknya di bidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara mikro, berarati bahwa pembangnan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak (mindset) dalam pembangunan.
Paradigma sehat  adalah perubahan sikap dan orientasi, yakni:
  1. Pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif, menjadi sesuatu yang bersifat pasif, menjadi sesuatu yang bersifat aktif, yang mau tidak mau harus diupayakan, karena kesehatan merupakan keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).
  2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena menjamin tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
  3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat jangka pendek ke depannya akan menjadi bagian dari upaya pengembangan SDM yang bersifat jangka panjang.
  4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian yang sakit/ penyakit tetapi merupakan pelayanan kesehatan paripurna yang memandang manusia secara utuh.
  5. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi terpadu (integrated).
  6. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan sosial.
  7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetai juga bergantung pada permintaan pasar.
  8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum (pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga masyarakat swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan pribadi, misalnya homecare).
  9. Kesehtan bukan hanya menjadi urusan pemerintahan, melainkan juga menjadi urusan swasta.
  10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik (seperti pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan) sedangkan keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan pengguna jasa.
  11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
  12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.
  13. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah berdesentralisai.
  14. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
  15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat biokratis tetapi entrepreuner.
  16. Masyarakat tidak sekadar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai mitra.

B.     Definisi sehat
Pada hakekatnya sehat atau kesehatan dapat diartikan sebagai kondisi yang normal dari kehidupan manusia. Sehat atau kesehatan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang sudah dengan sendirinya begitu. Sehat merupakan suatu keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
            Batasan sehat menurut WHO yang mencakup keadaan fisik, mental dan sosial sering perlu ditambah dengan sehat spiritual. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (WHO, 1974) :
UU No. 23. 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Dalam pengertian yang paling luas, sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial dan ekonomi). Sehat fisik diartikan sebagai kondisi badan yang serasi dengan tanda-tanda utama kulit yang bersih, mata yang bersinar, rambut yang subur, otot-otot bidan yang kuat, tidak terlalu gemuk, nafas yang segar, nafsu makan yang baik, tidur yang nyenyak, buang air besar dan kecil yang teratur, dan gerakan badan yang supel, mudah dan terkoordinasi, semua organ badan dalam ukuran yang sebanding dan berfungsi normal, semua alat indera berfungsi lengkap, denyut nadi dan tekanan darah dalam keadaan istirahat dan gerakan (exercise) ada dalam batas-batas normal menurut umur dan jenis kelamin. Sehat fisik dan mental adalah dua hal yang tidak terpisahkan.  Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan sehat mental, yaitu :
1)      Sehat sosial. Sehat secara sosial menekankan pada kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat dilingkungannya dengan penuh rasa kebersamaan, tolong – menolong, saling menghormati dan saling menghargai. Hidup bersama ini untuk saling memenuhi kebutuhan hidup yang menunjang.
2)      Sehat spiritual. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan berakal akan merasakan ketidaklengkapan cara hidupnya tanpa pegangan kepada sesuatu yang bukan fisik, mental atau sosial, tapi supernatural. Sehat secara spiritual adalah penting untuk masyarakat Indonesia yang ajaran hidupnya adalah Pancasila, dimana sila pertamanya adalah ketuhanan yang Maha Esa.

C.     Karakteristik Sehat
Ø  Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
Ø  Memandang sehat dalam konteks eksternal & internal.
Ø  Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

D.      Konsep Baru Tentang Makna Sehat
Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif.
1.      Paradigma Baru Kesehatan
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakt baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2.      Upaya Kesehatan Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan itu sendiri.
3.      Kebijakan Kesehatan Baru
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dbandingkan dengn upaua kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dal;am menangni kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitik beratkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit.
4.      Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma
5.      Indikator Kesehatan
Indicator-indikator kesehatan yang digunakan dewasa ini yaitu IMR,CDR, One Expectancy, masih cocok disebut sebagai indicator kesehatan penduduk. 
6.      Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.

E.     Tiga Pilar Indonesia Sehat
1)        Lingkungan sehat
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat, perencanaan kawasan sehat, terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan tetap memelihara nilai-nilai bangsa.
2)        Perilaku sehat
·         Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
·         Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwjud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh.
·         Ibu yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman serta selalu melakukan hubungan atau interaksi dengan lingkungannya maka akan mendapat informasi dalam menjaga kesehatannya.
·         Perilaku sehat yaitu bersikap proaktif memlihara dan meningkatkan kesehatan (contoh aktivitas fisik, gizi seimbang), mencegah risiko terjadinya penyakit (contoh : tidak merokok), melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh : memakai helm dan sabuk pengaman, JPKM, berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh : aktif di Posyandu).
3)        Pelayanan kesehatan yang bermutu
Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, yang menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa adanya hambatan ekonomi sesuai dengan standar dan etika profesi, tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta memberi kepuasan kepada jasa.
Ukuran pelayanan yang bermutu adalah:
1. Ketersediaan pelayanan kebidanan
2. Kewajaran pelayanan kebidanan
3. Kesinambungan pelayanan kebidanan.
4. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan.
5. Ketercapaian pelayanan kebidanan
6. Keterjangkauan pelayanan kebidanan.
7. Efisiensi pelayanan kebidanan.
8. Mutu pelayanan kebidanan.

F.      Strategi Pembangunan Kesehatan
1)      Pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Semua kebijakan nasional yang diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberi kontribusi positif terhadap pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
2)      Profesionalisme.
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung dengan penerapan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai agama, moral dan etika.


Profesionalisme bidan mencakup :
a)      Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
b)      Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
c)      Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala.
d)     Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan menggunakan strategi pengendalian infeksi.
e)      Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan.
f)       Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
g)      Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita atau ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
h)      Menggunakan keterampilan komunikasi
i)        Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga
j)        Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan kebidanan.
3)      Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM).
Penataan sistem pembiyaan kesehatan yang menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat luas.
4)      Desentralisasi.
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus didasarkan pada masalah dan potensi spesifikasi daerah tertentu, yang pengaturannya disesuaikan dengan rumah tangga masing-masing daerah.
G.    Strategi dan Sasaran Utama Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya.
Dalam mengatasi masalah kesehatan dapat digunakan beberapa strategi utama, antara lain:
1)      Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.
2)      Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran utama strategi ini adalah setiaporang miskin, setiap bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit dan di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten.
3)      Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat, setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat.
4)      Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah. Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan untuk  terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.





H.     Kaitannya dengan Asuhan Kebidanan
Midwifery care ( Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.
Asuahan kebidanan merupakan metode pemberian asuhan yang berbeda dengan model perawatan medis. Model asuhan kebidanan didasarkan pada prinsip-prinsip sayang ibu. Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
Dinamis, tanggung jawab terhadap perubahan status kesehatan setiap wanita dan mengantisipasi masalah-masalah potensial sebelum terjadi. Para bidan melibatkan ibu dan keluarganya dalam asuhannya pada seluruh bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan dalam pengembangan rencana asuhan kesehatan kehamilan dan pengalaman kehamilan.
            Komponen-komponen asuhan kebidanan di Indonesia digariskan dalam “Kompotensi Bidan di Indonesia”. Kompotensi bidan tersebut dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu yang pertama adalah kompetensi inti dasar merupakan kompetensi minimal yang mutlak pada seputar kehamilan dan kelahiran. Yang kedua adalah kompetensi tambahan lanjutan yang merupakan pengmbangan dari pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta perkembangan iptek. Asuhan kebidanan ini  termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu (tindakan dan pencegahan), penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi wanita, keluarga dan masyarakat, termasuk persiapan menjadi orang tua, menentukan pilihan KB, deteksi kondisi abnormal pada ibu dan bayi, usaha memperoleh pelayanan khusus bila diperlukan (konsultasi atau rujukan), dan pelaksanaan pertolongan kegawat-daruratan primer dan sekunder ketika tidak ada pertolongan medis.
            Ada lima aspek dasar dari kualitas asuhan yang harus dilakukan oleh bidan pada saat persalinan yang saling berkaitan, pada :
1)      Asuhan sayang ibu amat membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Untuk memahami asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita “seperti inikah yang ingin saya dapatkan?” termasuk juga asuhan sayang bayi.
2)      Dalam memberi asuhan berkualitas tinggi, bidan harus melindungi pasien, diri sendiri, dan rekan kerjanya dari infeksi. Cara praktis, efektif dan ekonomis yaitu mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, disinfeksi alat, dan pembuangan sampah yang aman.
3)      Pengambilan keputusan klinik yang efektif adalah selama proses penatalaksanaan bidan. Dengan menggunakan manajemen proses kebidanan para bidan dapat mengumpulkan data secara sistematis, menginterpretasikan data dan membuat keputusan sesuai asuhan yang dibutuhkan pasien.
4)      Dokumentasi memberikan catatan permanen mengenai manajemen pasien dan dapat merupakan pertukaran informasi dengan para petugas kesehatan yang lain. Pencatatan dibutuhkan olen Undang-Undang.
5)      Rujukan pada intitusi yang tepat serta tepat waktu dimana asuhan yang dibutuhkan tersedia akan menyelamatkan nyawa ibu. Sangat penting bagi bidan untuk mengenali masalah, serta menentukan jika ia cukup terampil dalam menangani masalah tersebut, lalu merujuk ibu untuk mendapatkan pertolongan tepat waktu. Ketika merujuk harus diingat siapa, kapan, kemana, dan bagaimana merujuk agar bayi dan ibu tetap selamat. Organisasi bidan telah mengembangkan “ Kode Etik Profesi” sebagai pedoman. Salah satu contohnya adalah kode etik bidan internasional (internasional confederation of midwife code of ethics). Kode etik praktik dan perilaku bidan harus dipakai untuk memfasilitasi alasan etis dan meningkatakan asuhan serta bukan untuk memberikan penilaian moral tentang perilakunya.



I.        Pengaruh Paradigma Sehat Terhadap Asuhan Kebidanan
Paradigma Sehat ini selain merupakan model dalam pembangunan kesehatan paradigma sehat juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
  1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
  2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk menurunkan derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
  3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan. Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet.

J.       Manfaat Paradigma Dikaitkan Dengan Asuhan Kebidanan
Dengan adanya paradigma dapat mengubah cara pandang seorang bidan dalam pemberian pelayanan baik individu, keluarga dan masyarakat. Hubungan yang dijalankan harus berdasarkan rasa hormat, timbal balik dan saling percaya.
Bidan dalam memberikan asuhan kepada kliennya diharapkan dapat memahami bahwa:
1.      Wanita/perempuan yang sedang dalam asuhannya adalah merupakan pribadi yang unik, kehamilan, persalinan dan masa nifas dapat dipengaruhi oleh perilaku, lingkungan dan keturunan.
2.      Sehinnga bidan dalam memberikan asuhan dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut, atau memiinimalkan pengaruh yang ada dengan memberdayakan perempuan dan keluarganya.
3.      Meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya adalah tujuan utama asuhan kebidanan.



BAB III
KESIMPULAN

Paradigma sehat berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan prilaku. Dengan paradigma sehat bidan dapat menentukan tingkat kesehatan klien  sesuai dengan rentang sehatnya, sehingga faktor risiko yang meliputi variabel genetik dan psikologis klien dapat diperhatikan dalam mengidentifikasikan tingkat kesehatan klien. Paradigma sehat ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan saat ini dengan tingkat kesejahteraan sebelumnya. Sehingga bermanfaat bagi bidan dalam menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Terdapat tiga komponen dari Paradigma Kesehatan, antara lain :
1.     Membantu bidan memahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan dan perilaku klien serta membantu bidan membuat rencana kebidanan yang paling efektif untuk membantu klien, memelihara dan mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit.
2.     Menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktifitas kesehatan.
3.     Peningkatan kesehatan merupakan upaya memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan klien saat ini. Sedangkan penyakiy merupakan upaya yang bertujuan untuk melindungi klien dari ancaman kesehatan yang bersifat actual maupun sosial.
Di dalam memberikan pelayanan kebidanan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anank seperti perilaku masyarakat, keturunan dan lingkungan yang semua ini tercamtum dalam paradigma sehat sebagai model asuhan kebidanan ibu hamil. Dalam menjalankan profesi kebidanan, diperlukan tanggung jawab dan profesionalisme yang tinggi. Sehingga pemberian pelayanan dari bidan kepada pasien/klien terpenuhi. Setiap kebutuhan dalam bantuan pertolongan persalinan, harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pelayanan dalam asuhan kebidanan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan
Depkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.1995
Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. EGC : Jakarta
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Kebidanan I. EGC : Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar